kebudayaan betawi
MAKALAH
ILMU
SOSIAL DASAR
KEBUDAYAAN
BETAWI
Disusun oleh
Arman dianto harefa (31418111)
Denny suci prastiya (31418752)
Hilmi ihtiromuddin (33418157)
Kelas 1ID03
FALKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Segala Puji Syukur kami panjatkan atas kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karna atas rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan
makalah ini.tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan
makalah ini dengan baik, shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita Muhammad SAW.
Makalah ini disususn agar pembaca dapat memperluas
ilmu tentang “Kebudayaan Adat Betawi”, yang kami sajikan dalam pengamatan dari
berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh kami degan berbagai rintangan. Baik
itu yang datang pada diri kami maupun dari luar. Namun dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Kebudayaan Adat Betawi”
yang sangat dekat sekali dalam kehidupan masyarakat sekitar. Untuk itu kami
berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahan tentang salah satu
kebudayaan di indonesia yang hampir sebagian orang melupakannya
Semoga dengan dibuat
makalah ini menjadikan masyarkat yang cinta terhadap budaya,suku dan
keanekaragaman yang terdapat didaerahnya masing-masing
Daftar isi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk hidup yang diciptakan
oleh tuhan sebagai makhluk sosial dan berbudaya, hal ini dapat kita lihat dari
perkembanganmanusia yang ditandai dengan adanya peradaban -peradaban yang ada
serta budaya yang sudah terbentu.manusia mendiami suatu wilayah yang berbeda.
Hal ini membuat adat istiadat, kebudayaan, dan keperibadian setiap manusia
suatu wilayah berbeda satu dengan yang lainnya. Namun dapat dibedakan secara
garis besar terdapat pembagian tiga wilayah, yaitu: barat, timur tengah, dan
timur.
Indonesia adalah termaksuk ke dalam bangsa
timur, yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa timur telah
dikenal oleh dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Orang-orang dari
wilayah lain sangan menyukai orang timur dikarenakan keperibadian orang timur
yang tidak individualitas dan saling tolong menolong satu dengan yang lainnya.
Menurut Solo Soemarjan menjelaskan bahwa yang
dimaksud masyarakat adalah manusia yang hidup bersama dan menghasilkan
kebudayaan.dengan demikian tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai
kebudayaan. Sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah
pendahulunya. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah
orang-orang yang hidup bersama untuk melakukan berbagai kegiatan bagi
kepentingan bersama atau sebagian besar hidupnya berada dalam kehidupan budaya.
Suku Betawi berasal dari hasil kawin antar
etnis dan bangsa di masa lalu secara biologis. Kata Betawi digunakan untuk
menyatakan suku asli yang menghuni di Jakarta dan Bahasa Melayu Kreol adalah
bahasa yang digunakannya, dan juga kebudayaan melayunya adalah kebudayaannya.
Kata Betawi sebenarnya dari kata “Batavia”, yaitu nama kuno Jakarta yang pernah
diberikan oleh Belanda. Jadi, sangatlah menarik bila diteliti secara struktur,
proses dan pertumbuhan sosial suku Betawi mulai dari sejarah, bahasa,
kepercayaan, profesi prilaku, wilayah, seni dan budaya
B. RUMUSAN MASALAH
Dari untaian kata diatas, kami ingin
menjelaskan kepada masyarakat mengenai batasan dan rumusan masalah dalam
beberapa point penting:
1.
Bagaimana sejarah asal usul suku Betawi
2.
Bagaimana upacara pernikahan dari Suku Betawi
3.
Apakah rumah adat betawi
4.
Apa saja makanan khas betawi
5.
Bagaimana perilaku dan sifat dari Suku Betawi
6.
Apa saja kepercayaan Suku Betawi
7.
Apa saja seni dan kebudayaan Suku Betawi
8.
Apa bahasa yang dipaka Suku Betawi
9.
Bagaimana mata pencarian Suku Betawi
10.Bagaimana pakaian adat suku betawi
11.Apa saja Musik khas Betawi
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan dari makalah kami ini adalah
untuk mengetahui secara mendalami dan mengetahui sejarah dari Suku Betawi dari
segala aspeknya. Adapun manfaat dari penulisan kami ini yaitu agar dapat
menambah pengetahuan tentang proses dan pertumbuhan sosial Suku betawi
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH ASAL USUL SUKU BETAWI
Ada tiga pendapat yang menjelaskan tentang sejarah
suku Betawi, yaitu :
1. Pendapat pertama
Pendapat pertama mengatakan bahwa Suku Betawi berasal dari hasil kawin-mawin
antaretnis dan bangsa di masa lalu yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia.
Sehingga etnis betawi disebut sebagai pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis
ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok seperti orang Sunda, Melayu, Jawa,
Arab, Bali, Bugis, Makassar, Ambon, dan Tionghoa.
2. Pendapat kedua
Pendapat kedua menurut sejarawan Sagiman MD etnis Betawi telah mendiami Jakarta
dan sekitarnya sejak zaman batu baru atau pada zaman Neoliticum. Ia berpendapat
bahwa penduduk asli Betawi adalah penduduk Nusa Jawa sebagaimana orang Sunda,
Jawa, dan Madura.
Pendapat tersebut juga dipertegas dengan Uka Tjandarasasmita yang mengeluarkan
monografinya "Jakarta Raya dan Sekitarnya Dari Zaman Prasejarah Hingga
Kerajaan Pajajaran (1977)". Dalam monografinya mengungkapkan bahwa
Penduduk Asli Jakarta telah ada pada sekitar tahun 3500 – 3000 SM.
3. Pendapat ketiga
Lance Castles yang pernah melakukan penelitian tentang Penduduk Jakarta dimana
Jurnal Penelitiannya diterbitkan tahun 1967 oleh Cornell University yang
mengatakan bahwa secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi
adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan
oleh Belanda ke Batavia. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai
kelompok etnis yang ada di Indonesia (Sunda, Melayu, Jawa, Bali, Bugis,
Makassar,dan Ambon) maupun dari luar seperti Arab, India, Tionghoa dan Eropa.
Penelitian yang dilakukan Lance Castles tersebut menitik beratkan pada empat
sketsa sejarah yaitu:
1.Daghregister, yaitu catatan harian tahun 1673 yang
dibuat Belanda yang berdiam di dalam kota benteng Batavia.
2. Catatan Thomas Stanford Raffles dalam
History of Java pada tahun 1815.
3.Catatan penduduk pada Encyclopaedia van
Nederlandsch Indie tahun 1893
4.Sensus penduduk yang dibuat pemerintah Hindia
Belanda pada tahun 1930.
Etimologi Betawi
Menurut para ahli dan sejarahwan asal mula kata Betawi mengacu pada pendapat
berikut:
1. Pitawi (bahasa Melayu Polynesia Purba) yang artinya larangan. Perkataan ini
mengacu pada komplek bangunan yang dihormati di Batu Jaya. Sejarahwan Ridwan
Saidi mengaitkan bahwa Kompleks Bangunan di Batu Jaya, Karawang merupakan
sebuah Kota Suci yang tertutup, sementara Karawang, merupakan Kota yang
terbuka.
2. Betawi (Bahasa Melayu Brunei) di mana kata "Betawi" digunakan
untuk menyebut giwang. Nama ini mengacu pada ekskavasi di Babelan, Kabupaten
Bekasi, yang banyak ditemukan giwang dari abad ke-11 M.
3. Flora guling Betawi (cassia glauca), famili papilionaceae yang merupakan
jenis tanaman perdu yang kayunya bulat seperti guling dan mudah diraut serta
kokoh. Dahulu kala jenis batang pohon Betawi banyak digunakan untuk pembuatan
gagang senjata keris atau gagang pisau.
Kemungkinan nama Betawi yang berasal dari jenis tanaman pepohonan ada
kemungkinan benar. Menurut Sejarahwan Ridwan Saidi Pasalnya, beberapa nama
jenis flora selama ini memang digunakan pada pemberian nama tempat atau daerah
yang ada di Jakarta, seperti Gambir, Krekot, Bintaro, Grogol dan banyak lagi.
"Seperti Kecamatan Makasar, nama ini tak ada hubungannya dengan orang
Makassar, melainkan diambil dari jenis rerumputan"
Sehinga Kata "Betawi" bukanlah berasal dari kata "Batavia"
(nama lama kota Jakarta pada masa Hindia Belanda), dikarenakan nama Batavia
lebih merujuk kepada wilayah asal nenek moyang orang Belanda.
B. UPACARA PERNIKAHAN SUKU BETAWI
Sebelum diadakan akad nikah
secara adat, terlebih dahulu harus dilakukan rangkaian pra-akad nikah yang
terdiri dari:
1. Masa dipiare
2. Acara mandiin calon pengantin wanita yang dilakukan
sehari sebelum akad nikah.
3. Acara tangas atau acara kum
4. Acara ngerik atau malem pacar.
Setelah
rangkaian tersebut dilaksanakan, tibalah pada pelaksanaan akad nikah. Calon
tuan mantu berangkat menuju rumah calon none mantu dengan membawa rombongan
yang biasa disebut rudat. Mempelai pria dan keluarganya mendatangi kediaman
mempelai wanita dengan menggunakan andong atau delman hias. Kedatangan mempelai
pria dan keluarga tersebut ditandai dengan petasan sebagai sambutan atas
kedatangan mereka. Sedangkan barang yang dibawa pada akad nikah tersebut antara
lain:
1. sirih nanas lamaran
2. sirih nanas hiasan
3. mas kawin
4. miniatur masjid yang berisi uang belanja
5. sepasang roti buaya
6. sie atau kotak berornamen Cina untuk tempat sayur dan
telor asin
7. jung atau perahu cina yang menggambarkan arungan
bahtera rumah tangga
8. hadiah pelengkap
9. kue penganten
10. kekudang
artinya suatu barang atau makanan atau apa saja yang sangat disenangi oleh none
calon mantu sejak kecil sampai dewasa
Pada prosesi ini mempelai
pria betawi tidak boleh sembarangan memasuki kediaman mempelai wanita. Maka,
kedua belah pihak memiliki jagoan-jagoan untuk bertanding, yang dalam upacara
adat dinamakan “Buka Palang Pintu”. Pada prosesi tersebut, terjadi dialog
antara jagoan pria dan jagoan wanita, kemudian ditandai pertandingan silat
serta dilantunkan tembang Zike atau lantunan ayat-ayat Al Quran. Semua itu
merupakan syarat di mana akhirnya mempelai pria diperbolehkan masuk untuk
menemui orang tua mempelai wanita.
Pada saat akad nikah,
mempelai wanita Betawi memakai baju kurung dengan teratai dan selendang sarung
songket. Kepala mempelai wanita dihias sanggul sawi asing serta kembang goyang
sebanyak 5 buah, serta hiasan sepasang burung Hong. Kemudian pada dahi mempelai
wanita diberi tanda merah berupa bulan sabit yang menandakan bahwa ia masih
gadis saat menikah.
Sementara itu, mempelai pria
memakai jas Rebet, kain sarung plakat, hem, jas, serta kopiah, ditambah baju
gamis berupa jubah Arab yang dipakai saat resepsi dimulai. Jubah, baju gamis,
dan selendang yang memanjang dari kiri ke kanan serta topi model Alpie berari
harapan agar rumah tangga selalu rukun dan damai.
Setelah upacara pemberian
seserahan dan akad nikah, mempelai pria membuka cadar yang menutupi wajah
pengantin wanita untuk memastikan apakah benar pengantin tersebut adalah
dambaan hatinya atau wanita pilihannya. Kemudian mempelai wanita mencium tangan
mempelai pria. Selanjutnya, kedua mempelai diperbolehkan duduk bersanding di
pelaminan (puade). Pada saat inilah dimulai rangkaian acara yang dikenal dengan
acara kebesaran. Adapun upacara tersebut ditandai dengan tarian kembang Jakarta
untuk menghibur kedua mempelai, lalu disusul dengan pembacaan doa yang berisi
wejangan untuk kedua mempelai dan keluarga kedua belah pihak yang tengah
berbahagia.
Menariknya dalam adat
betawi, setelah pasangan memepelai resmi berstatus suami dan istri, mereka
tidak langsung bisa melakukan hubungan badan. Aturannya ialah sang istri harus
jual mahal terhadap ajakan suami untuk melakukan hubungan intim, sehingga sang
suami harus melwati ‘malem negor’, yakni merayu sampai sang istri luluh hatinya
dan mau diajak masuk kamar. Tak hanya dengan sekadar kata-kata, ‘uang tegor’
pun menjadi bagian dari bujuk rayu sang suami.
C. RUMAH ADAT BETAWI
Rumah
adat Betawi adalah Rumah Kebaya
Rumah Bapang atau sering disebut rumah kebaya. Ciri khas rumah ini adalah teras rumahnya yang
luas disanalah ruang tamu dan bale tempat santai pemilik rumah berada, semi
terbuka hanya di batasi pagar setinggi 80 cm dan biasanya lantainya lebih
tinggi dari permukaan tanah dan terdapat tangga terbuat dari batubata di semen
paling banyak 3 anak tangga. Depan dan sekeliling rumah adalah halaman rumah
yang luas baru pagar paling luar dari rumah tersebut. Bentuknya sederhana dan
terbuat dari kayu dengan ukiran khas betawi dengan bentuk rumah kotak (
dibangun diatas tanah berbetuk kotak). Rumah Bapang terdiri dari ruang
tamu, ruang keluarga, ruang tidur, kamar mandi, dapur dan
teras extra luas.
Suku Bugis
Salah satu kekhasan yang dimiliki rumah adat Betawi ini
adalah teras yang luas. Fungsi teras tersebut adalah sebagai tempat menjamu
tamu dan bahkan menjadi tempat khusus keluarga untuk bersantai. Selain itu,
ciri khas lainnya adalah pada dinding rumah, dimana dinding-dinding rumah
tersebut dapat dibuka dan digeser-geser ke tepi dengan bebas.
D. MAKANAN KHAS SUKU BETAWI
1. kerak
telor
2. Nasi
uduk
3. Nasi
ulam
4. Ketupat
sayur/lontong sayur
5. Gado-gado
6. Ketoprak
7. Semur
jengkol
8. Laksa
betawi
9. Pindang
bandeng
10. Soto
betawi
11. Sototangkar
E. PERILAKU SUKU BETAWI
Nilai-nilai
kebetawian yang mengakar dalam kehidupan masyarakat Betawi melahirkan karakter
yang tegas dan sabar pada diri orang Betawi. Walaupun hidup dalam kesusahan,
orang Betawi tidak akan menjual keyakinan mereka. Sesuatu yang telah mereka
anut sejak kecil tidak akan mudah pudar begitu saja hanya karena kesusahan atau
iming-iming harta-benda. Kehidupan bagi orang Betawi adalah sebuah perjuangan
dan kerja keras yang terus berlanjut hingga kematian tiba. Oleh karena itu,
karakter pantang menyerah dan selalu mencari jalan keluar adalah ciri dari
orang betawi asli. Dalam mengatasi masalah hidup menjadi kekuatan tersendiri
masyarakat Betawi. Karakter ini juga melahirkan sifat berani menghadapi
tantangan apa pun pada diri orang Betawi selama mereka meyakini apa yang mereka
pilih itu benar. Gambaran lain orang Betawi adalah sebuah penggambaran watak
seorang manusia yang menghargai kejujuran dan keterbukaan. Kejujuran dan
keterbukaan dalam masyarakat Betawi merupakan hal yang sangat esensial dan
tampak dalam keseharian mereka, seperti terlihat dalam komunikasi mereka
sehari-hari. Kejujuran masyarakat Betawi ini terlihat menonjol pada pola
komunikasi mereka yang apa adanya, hampir jarang ditemui kata-kata untuk
memperhalus maksud pembicaraan. Jika mereka mengatakan Hitam, maka akan
dikatakan hitam, putih dikatakan putih, tidak dilebih-lebihkan atau
dikurang-kurangi. Keterbukaan masyarakat Betawi menghadirkan rasa toleransi
yang tinggi mereka terhadap kaum pendatang. Hal ini sudah terjadi sejak
beratus-ratus tahun yang lalu hingga kini. Keterbukaan ini pun membuat
kebudayaan Betawi menjadi semakin semarak dengan masuknya unsur-unsur budaya
kaum pendatang yang berasimilasi dengan kebudayaan Betawi sendiri. Keterbukaan
ini membuat masyarakat Betawi tidak menutup diri terhadap kemajuan dan
perkembangan kebudayaan dunia. Akan tetapi, tentunya hal ini bukan berarti
mereka menerima begitu saja kebudayaan yang dibawa para pendatang itu. Mereka
juga mengkritisi kebudayaan itu sebelum mereka terima dalam keseharian mereka.
Keterbukaan dan kejujuran masyarakat Betawi dalam keseharian ini pun melahirkan
sikap orang Betawi humoris. Hal ini mungkin terjadi untuk menghindari
pertengkaran karena sikap terbuka dan jujur mereka yang mungkin akan melukai
hati orang lain. Dengan humor setidaknya sikap jujur mereka terhadap perbuatan
seseorang yang buruk hanya akan ditanggapi main-main atau hanya bercanda oleh
orang itu, walaupun maksudnya menyindir perbuatan orang itu. Kelucuan
masyarakat Betawi umumnya juga terjadi karena keluguan dan kepolosan sikap
mereka terhadap situasi yang mereka hadapi. Bahkan jika kita memperhatikan
dunia hiburan saat ini, kita bisa mendapati jika model lawakan masyarakat
Betawi banyak dimanfaatkan para komedian Indonesia, misalnya bentuk lawakan
yang mengajak penontot terlibat seperti pada lenong yang dibawakan oleh Bolot,
Malih dan teman-teman yang lainnya. Hal ini bukan hanya karena masyarakat
Betawi memiliki sense of humor yang tinggi, tetapi juga karena model humor
masyarakat Betawi hadir karena kejujuran mereka, bukan dibuat-buat. Selain itu,
model humor Betawi juga mengajak penonton untuk aktif dan terlibat langsung
dalam pertunjukkan mereka, seperti terlihat pada pertunjukkan lenong. Hal lain
yang juga menunjukkan gambaran orang Betawi adalah rasa cinta mereka terhadap
bangsa dan negara.
F. KEPERCAYAAN SUKU
BETAWI
Di samping kepercayaan terhadap agama yang begitu kuat,
kelompok-kelompok kecil dalam masyarakat Betawi masih mempercayai segala hal
yang bersikap gaib atau supranatural. Adapun beberapa hal yang masih diyakini
oleh kelompok-kelompok kecil dalam masyarakat Betawi tersebut diantaranya
adalah ; Kepercayaan akan dewa-dewa jahat, kepercayaan akan makhluk halus baik
maupun jahat dan kekuatan-kekuatan lain yang diluar logika. Oleh sebab itu ada
beberapa ritual seringkali dilakukan kelompok-kelompok kecil masyarakat Betawi
ini guna menjaga hubungan antara manusia dengan makhluk –makhluk gaib
diantaranya adalah dengan menggelar berbagai upacara atau persembahan.[2]
Kepercayaan akan kekuatan gaib juga bisa ditemui oleh
masyarakat Betawi yang menempati beberapa wilayah seperti di Kampung Baru
Kelapa Dua Wetan, Pondok Ranggon, Pasar Rebo, yang mempercayai bahwa setiap
bayi yang dilahirkan selalu didampingi dengan empat saudara kandungnya yang
tidak bisa dilihat dengan mata. Empat saudara kandung masing-masing dinamai ;
Mbok Tutuban, Nyai Gumelar, Urihi dan tali ari-ari sebagai saudara yang keempat
yang disebut Gebleghi. Tali ari-ari ini kemudian dikubur dan rohnya menjadi
penjaga dan pelindung saudaranya yang hidup.
Demi menghormati keempat saudara ini maka dalam berbagai
kesempatan, kelompok-kelompok tertentu dalam komunitas Betawi kerap member
sesajen untuk menghormati keempat saudaranya. Sesajen tersebut dinamakan ancak
dan dipasang di empat penjuru pekarangan rumah ketika sedang menggelar hajatan
seperti pesta perkawinan dan khitanan.
Dalam upacara tradisional juga sering dibacakan
mantra-mantra yang dikenal sebagai ‘ Empat Papat Kelima Pancer ’ Empat papat
berarti empat hal atau manusia hidup harus memperhatikan empat hal yang ada di
sekelilingnya maksudnya empat hal yang ada di penjuru angin termasuk utara,
selatan, barat dan timur. Kelima pancer maksudnya adalah kelima pusat, dari
atas kebawah atau sebaliknya. Kelima Pancer merupakan pencerminan hubungan antara
manusia dengan Tuhan sebagai penciptanya. Empat papat kelima Pancer berarti
pola hubungan manusia dengan sesame secara horizontal dan pola hubungan manusia
dengan Tuhan secara vertikal.
G. SENI DAN KEBUDAYAAN
BETAWI
Suku Betawi memiliki kesenian dan kebudayaan yang
beragam. Dan berikut kesenian dan kebudayaan dari masyarakat betawi
1. Rumah adat = rumah kebaya
2. Pakaian adat = untuk laki laki adalah baju koko,
celana batik,kain pelekat
Atau pun sarung yang diikat di leher serta peci yang Yang
digunakan sedangkan wanita menggunakan baju Kurung lengan pendek atau kebaya Untuk
pakaian pernikahan laki-laki memakai jubah dan Penutup kepala sedangkan wanita
memakai blus berwarna Cerah dan bawahnya menggunakan rok atau yang disebut Kun
yang berwarna gelap dengan model duyung
3. seni tari = tari topeng.dan Tari cokek betawi
4. musik = gambang keromong dan tanjidor
5. bela diri = pencak silat, bela diri ini dimainkan oleh
dua orang laki-laki
Dengan menggunakan baju koko, ikat pnggang khas betawi
Serta peci
6.kesenian = ondel-ondel dan lenong
H. BAHASA SUKU BETAWI
Bahasa Betawi atau Melayu
Dialek Jakarta atau Melayu Batavia (bew)
adalah sebuah bahasa yang
merupakan anak bahasa dari Melayu. Mereka
yang menggunakan bahasa ini dinamakan orang Betawi. Bahasa
ini hampir seusia dengan nama daerah tempat bahasa ini dikembangkan,
yaitu Jakarta.
Bahasa Betawi adalah bahasa kreol (Siregar, 2005) yang
didasarkan pada bahasa Melayu Pasar ditambah
dengan unsur-unsur bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa
dari Cina Selatan (terutama bahasa Hokkian), bahasa Arab, serta
bahasa dari Eropa, terutama bahasa Belanda dan bahasa Portugis. Bahasa
ini pada awalnya dipakai oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah pada
masa-masa awal perkembangan Jakarta. Komunitas budak serta pedagang yang paling
sering menggunakannya. Karena berkembang secara alami, tidak ada struktur baku
yang jelas dari bahasa ini yang membedakannya dari bahasa Melayu, meskipun ada
beberapa unsur linguistik penciri yang dapat dipakai, misalnya dari peluruhan
awalan me-, penggunaan akhiran -in (pengaruh
bahasa Bali), serta peralihan bunyi /a/ terbuka di akhir kata menjadi /e/ atau
/ɛ/ pada beberapa dialek lokal.
I. MATA PENCARIAN MASYRAKAT
BATAWI
masyarakat Betawi asli kebanyakan mencari
nafkah dari hasil bertani dan berkebun. Hasil tani atau hasil kebun kemudian
mereka jual untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sementara untuk
masyarakat Betawi yang menekuni perkerjaan sebagai petani, mereka akan menanam
beberapa jenis tanaman seperti buah-buahan dan bunga. Buah-buahan yang mereka
tanam bisa berupa; salak, duku, durian, nangka dan melinjo. Sedangkan untuk
jenis tanaman bunga, mereka akan menanam bunga anggrek dan tanaman hias
lainnya.
Selain bertani, masyarakat
Betawi, juga sebagian ada yang terjun di dunia dagang diantaranya adalah dengan
membuka warung atau berkeliling menjajakan makanan-makanan khas betawi seperti
asinan, tape uli, kerak telor, nasi uduk, laksa, dodol, gado-gado, sayur asam
dan lain sebagainya. Pada umumnya masyarakat Betawi sekarang hidup mapan dan
kecukupan.
J.PAKAIAN ADAT
Pakaian adat masyarakat
Betawi terdiri menjadi beberapa bagian, yakni :
a. Pakaian Adat Keseharian Pria
Pakaian adat sehari-hari pria terdiri dari sadariah, celana
kain, dan selendang/sorban. Sadariah atau baju koko betawi merupakan baju yang
sering digunakan oleh pria Betawi berupa polos, tanpa motif, dan hanya memiliki
satu warna saja, yakni putih.Celana kain batik ini berbentuk seperti celana
kolor dengan aksesoris karet pada bagian pinggangnya. Dan selendang/sorban
merupakan sejenis sarung yang dilipat dan dikenakan pada leher atau
disangkulkan di pundak.
b. Pakaian Adat Keseharian Wanita
Pakaian adat sehari-hari wanita terdiri dari baju kurung, kain
sarung bermotif, dan kerudung. Baju kurung merupakan sebuah pakaian berdesain
khusus dengan lengan pendek dan warna yang mencolok. Kain sarung bermotif
memiliki motif batik yang indah dengan warna yang disesuaikan dengan baju
kurung atau kerudung yang dipakai.
c. Pakaian Adat Resmi
Pakaian adat resmi orang-orang Betawi dinamakan Baju Serong.
Baju resmi ini tidak hanya dipakai oleh kalangan Bangsawan, tetapi oleh
orang-orang biasa juga. Ciri khas Baju Serong adalah terdiri dari kemeja putih
yang merupakan dalaman.Kain batik dengan panjang selutut yang dikenakan di
pinggang, serta jas berwarna hitam dan celana yang berwarna hitam juga. Pakaian
ini sering digunakan dalam acara pernikahan atau menghadiri upacara adat
tertentu.
K.MUSIK KHAS BETAWI
Betawi juga memiliki musik khas tradisional. Beberapa musik khas
yang dimiliki oleh orang-orang Betawi adalah gambang kromong, yang merupakan
salah satu ciri khas musik orang-orang Tionghoa.
Selain alat musik tersebut, juga terdapat alat musik rebana yang
merupakan alat musik yang berakar pada Budaya Arab, keroncong tugu, dan
tanjidor. Alat-alat musik tersebut menambah nuansa keindahan seni bagi
masyarakat Betawi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan dari kami di atas, maka kami telah menyimpulkan bahwa kesenian dan
kebudayaan Suku Betawi merupakan kebudayaan asli kota Jakarta dan memiliki
jenis musik seperti Gambang Keromong, Tanjidor. Menggukan bahasa dengan 2
dialek. Dari bidang seni teater terdapat lenong. Kemudian terdapat cerita
rakyat serta Ondel-ondel sebagai pertunjukan khasnya. Ini membuktikan bahwa
tiap daerah yang ada di Indonesia memiliki budaya daerah masing-masing.
B. SARAN
Kita sebagai masyarakat indonesia yang memiliki banyak seni
budaya dari berbagai wilayah harus bisa menjaga kelestariannya. Upaya dalam
menjaga kelestariannya bukan hanya dari pemerintah saja tapi peran masyarakat
dalam menjaga seni budaya sangat di butuhkan agar seni budaya dapat terjaga
kelestariannya. Dan kami sangat mengharapkan apapapun yang dilakukan oleh
Pemerintah demi upaya modernisasi Jakarta tetap memperhatikan aspek kelangsungan
dan kearifan Budaya Betawi.
BAB
IV
LAMPIRAN
a.
POIN POIN WAWANCARA
1. menurut
Anda, apa yang anda ketahui tentang suku Betawi?
2. bagaimana peranan masyarakat muda dalam pengembangan
budaya serta adat masyarakat betawi?
3. Pada
umumnya masyarakat betawi berprofesi sebagai apa?
4. mengapa masyrakat muda jakarta lebih menyukai makanan
luar negeri dibandingkan makanan
khas suku betawi?
5. Tanggapan
Anda mengenai terpinggirnya masyarakat Betawi oleh moderernisasi Jakarta?
6. bagaimana tanggapan anda jika
diadakannya kembali pentas seni khusus kebudayaan betawi?
7. apakah masyarakat jakarta dan masyarakat
sekitar sudah berperan dalam pelestarian budaya betawi
b. DAFTAR
PUSTAKA
https:/www.romadecade.org/suku-betawi/#!
Komentar
Posting Komentar